Senin, 19 Januari 2009

Serikat Kepausan Anak/Remaja Misioner

Sekami didirikan oleh Mgr. Charles Forbin Janson pada tahun 1843. Beliau adalah seorang Uskup Nancy di Prancis. Ia mendirikan Sekami karena merasa sangat prihatin dengan keadaan anak-anak di seluruh dunia pada waktu itu terutama di Cina yang saat itu banyak anak-anak menderita secara rohani dan jasmani. Situasi politik dan sosial ekonomi serta perang saudara melanda negeri itu sehingga banyak anak-anak sangat menderita kelaparan, dipaksa untuk bekerja, mengemis. Banyak yang meninggal tanpa mengenal Tuhan. Mgr. Charles merasa terharu dan prihatin dengan keadaan itu, lalu dia berdoa kepada Tuhan agar anak-anak tersebut bisa dibebaskan dari penderitaan dan diselamatkan. Ia disadarkan Tuhan bahwa anak-anak bukan sebagai objek dari kabar gembira tetapi mereka juga adalah subjek, mereka mampu menjadi rasul-rasul kecil, sahabat-sahabat Yesus dan pembawa Yesus kepada sesama teman. Anak-anak juga sangat tulus dalam menolong temannya yang jauh lebih menderita, mereka mampu melakukannya.

Tujuan utama dari Sekami adalah menjadikan anak-anak sahabat Yesus yang berani memperkenalkan kepada temannya yang lain dan sebaliknya membawa teman-teman baru pada Yesus dengan semangat setia kawan mereka dituntun untuk rela menolong sesama yang lain. Jadi mereka adalah rasul-rasul cilik, misioneris-misionaris kecil. Tanggal 3 Mei 1922 Holy Childhood diangkat menjadi Serikat Kepausan Anak/Remaja Misioner dan berpusat di Roma.

Di Indonesia Sekami telah berkembang sejak tahun 1970-an, mulanya bernama Sekar (Serikat Kepausan Anak dan Remaja). Tetapi sejak Lokakarya Nasional KKI di Denpasar pada tahun 1996 para wakil dari seluruh Keuskupan bersama pimpinan KKI telah sepakat untuk merubah namanya menjadi Sekami. Misioner dirasa perlu agar anak dan remaja lebih menyadari peran dan perutusan misioner mereka.

Kita sebagai pengikut Kristus, umat Kristiani peduli pada kehidupan anak yang menjadi salah satu pokok utama pelayanan pastoral dalam gereja. Pastoral gereja sepantasnya memperhatikan khusus bina misioner dikalangan anak-anak. Kesadaran akan tugas perutusan tiap umat kristiani seyogyanya tumbuh sejak dini, semasih anak-anak. Gereja percaya bahwa melalui bina misioner anak-anak akan tumbuh dan berkembang dalam suatu wawasan persaudaraan gerejani secara semesta.
Untuk tingkat Keuskupan Agung namanya BIR (Bina Iman Remaja) sebab masih ada Bina Iman Anak (BIA). BIR khusus bagi anak-anak yang telah menerima Komuni I. Bina Iman Remaja mempunyai kegiatan rutin seperti pertemuan rutin sekali seminggu yang diisi dengan berdoa Salam Maria 1X, namun setelah Paus mencanang Oktober 2002 sampai dengan Oktober 2003 sebagai tahun Rosario maka berdoa Salam Maria ditambah satu kali lagi. Selain itu mereka juga mengadakan kunjungan ke panti-panti asuhan, anak-anak jalanan dan lain-lain sebagai aksi solidaritas mereka kepada sesama. Juga saling mengunjungi satu dengan yang lainnya, mengisi acara natal dan paska untuk anak.

Tidak ada komentar: