Selasa, 19 Oktober 2010

Kekuatan Sebuah Doa


Anda percaya akan kekuatan doa?
Ketika rasa putus asa dan kepedihan datang menghampiri, tidak sedikit orang yang akan berdoa dengan harapan mendapatkan ketenangan sehingga dapat mengatasi segala tekanan serta masalah yang dihadapi.

Dan ternyata, doa tak hanya akan menyembuhkan secara spiritual saja, menurut Dr.Somporn Kantharadussadee Triamchaisri, Ketua Departement of Public Health Nursing, Faculty of Public Health di Mahidol University, Thailand, berdoa juga mampu meningkatkan kesehatan secara fisik. Dan pernyataan ini tidak ada kaitnya dengan alasan supernatural, tapi berdasarkan fakta. “Berdoa adalah salah satu bentuk meditasi. Meditasi bisa menjadi senjata yang ampuh dalam menjaga fisik dan mental kita.

Sejak tahun 1930, para ilmuwan sudah meneliti pengaruh doa terhadap jantung dan gelombang otak. Dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun terakhir, sudah ada banyak studi yang memantau praktek meditasi dalam berbagai agama.

Dr. Andrew Newberg, profesor di bidang radiologi, psikologi, dan studi religi di University of Pennsylvania dan salah satu pendiri Penn’s Center for Spirituality and the Mind, juga menggungkapkan, “Ilmu pengetahuan telah berhasil membuktikan, agama benar-benar dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan.”

Para ahli menemukkan ketika tubuh dan pikiran berjalan dalam sebuah harmoni yang baik, hasilnya kita akan mendapatkan keseimbangan tubuh serta sel-sel saraf. Disamping apapun motif yang ada di belakang alasan kenapa orang berdoa, namun tidak ada penyangkalan bahwa banyak orang yang akan tetap melakukannya. Sebuah studi menunjukkan 36% orang menggunakan obat pengganti atau alternatif, dan angka tersebut meningkat dua kali lipat ketika doa dimasukkan.

Para relawan melakukan doa demi kesehatan pribadinya dan untuk menolong orang lain. Plus, dari mereka yang berdoa untuk alasan kesehatan, 70% menyatakan bahwa doa sangat membantu.Mengapa bisa begitu? Mungkin hal tersebut terjadi karena beberapa mekanisme yang berbeda, seperti :

1. Berdoa membuat relaks.Apapun agama yang kita anut, berdoa merupakan salah satu bentuk meditasi. Selain akan memperlambat napas dan kerja otak, berdoa juga akan mengurangi detak jantung serta tekanan darah. Itu semua akan membuat kita relaks.

2. Berdoa memberikan aura positif. Ketika dan setelah berdoa, biasanya kita akan merasa damai, tenang, dan bahagia. Dan ini merupakan bukti, bahwa berdoa akan memicu munculnya respon psikologis yang positif. Tingkat hormon stres kita juga akan ditekan dan siap-siap untuk ‘diam’. Hal yang paling penting, doa juga mampu menjaga sistem kekebalan tubuh kita.


Kamis, 14 Oktober 2010

DIA SELALU DI SAMPING KITA


Seorang ayah, yang memiliki putri yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putrinya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putrinya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putrinya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle twinkle little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung.

Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung.

Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, "Teruslah bermain", dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi GR (Gede Rasa), pikirnya, "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!"

Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Apa implikasinya dalam hidup kita?

Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Allah ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Allah di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia.

GBU

Rabu, 13 Oktober 2010

JANGAN PERNAH MENUKAR KEBAHAGIAAN DENGAN KEMEWAHAN


Zaman dahulu kala, hiduplah seorang Raja. Raja ini seharusnya puas dengan kehidupannya, dengan segala harta benda dan kemewahan yang ia miliki. Tapi Raja ini tidak seperti itu. Sang Raja selalu bertanya-tanya mengapa ia tidak pernah puas dengan kehidupannya. Tentu saja, ia memiliki perhatian semua orang kemana pun ia pergi, menghadiri jamuan makan malam dan pesta yang mewah, tetapi, ia tetapi merasa ada sesuatu yang ku rang dan ia tidak tahu apa sebabnya.

Suatu hari, sang Raja bangun lebih pagi dari biasanya dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar istananya. Sang Raja masuk ke dalam ruang tamunya yang luas dan berhenti ketika ia mendengarkan seseorang bernyanyi dengan riang... dan perhatiannya tertuju kepada salah satu pembantunya. .. yang bersenandung gembira dan wajahnya memancarkan sukacita serta kepuasan. Hal ini menarik perhatian sang Raja dan ia pun memanggil si hamba masuk ke dalam ruangannya.

Pria ini, si hamba, masuk ke dalam ruangan sang Raja seperti yang telah diperintahkan. Lalu sang Raja bertanya mengapa si hamba begitu riang gembira. Kemudian, si hamba menjawab, "Yang Mulia, diri saya tidaklah lebih dari seorang hamba, namun apa yang saya peroleh cukup untuk menyenangkan istri dan anak-anak saya. Kami tidak memerlukan banyak, sebuah atap di atas kepala kami dan makanan yang hangat untuk mengisi perut kami. Istri dan anak-anak saya adalah sumber inspirasi saya, mereka puas dengan apa yang bisa saya sediakan walaupun sedikit. Saya bersukacita karena mereka bersukacita. "

Mendengar hal tersebut, sang Raja menyuruh si hamba keluar dan kemudian memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan.Sang Raja berusaha mengkaji perasaan pribadinya dan mengkaitkan dengan kisah yang baru saja didengarnya, berharap dirinya dapat menemukan suatu alasan mengapa ia seharusnya dapat merasa puas dengan apa yang dapat diperoleh dengan sekejap tetapi tidak, sedangkan hambanya hanya memperoleh sedikit harta tetapi memiliki rasa kepuasan yang besar. Dengan penuh perhatian, sang asisten pribadi mendengarkan ucapan sang Raja dan kemudian menarik kesimpulan. Ujarnya, "Yang Mulia, saya percaya si hamba itu belum menjadi bagian dari kelompok 99." "Kelompok 99? Apakah itu?" tanya sang Raja. Kemudian, sang asisten pribadi menjawab, "Yang Mulia, untuk mengetahui apa itu Kelompok 99, Yang Mulia harus melakukan hal ini... letakkan 99 koin emas dalam sebuah kantung dan tinggalkan kantung tersebut di depan rumah si hamba, setelah itu Yang Mulia akan mengerti apa itu Kelompok 99."

Sore harinya, sang Raja mengatur agar si hamba memperoleh kantung yang berisi 99 koin emas di depan rumahnya. Walaupun ada sedikit keraguan mucul, dan sang Raja ingin memberikan 100 koin emas, namun ia menuruti nasihat si asisten pribadi dan tetapi meletakkan 99 koin emas.

Esok harinya, ketika si hamba baru saja hendak melangkahkan kakinya keluar rumah, mat anya melihat sebuah kantung. Bertanya-tanya dalam hatinya, ia membawa kantung itu masuk ke dalam dan membukanya. Ketika melihat begitu banyak koin emas di dalamnya, ia langsung berteriak girang. Koin emas... begitu banyak! Hampir ia tidak percaya. Kemudian ia memanggil istri dan anak-anaknya keluar memperlihatkan temuannya. Si hamba meletakkan kantung tersebut di atas meja, mengeluarkan seluruh isinya dan mulai menghitung. Hanya 99 koin emas, dan ia pun merasa aneh. Dihitungnya kembali, terus menerus dan tetap saja, hanya 99 koin emas. Si hamba mulai bertanya-tanya, kemanakah koin yang satu lagi? Tidak mungkin seseorang hanya meninggalkan 99 koin emas. Ia pun mulai menggeledah seluruh rumahnya, mencari koin yang terakhir. Setelah ia merasa letih dan putus asa, ia memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi untuk menggantikan 1 koin itu agar jumlahnya genap 100 koin emas.

Keesokan harinya, ia bangun dengan suasana hati yang benar-benar tidak enak, berteriak-teriak kepada istri dan anak-anaknya, tidak menyadari bahwa ia telah menghabiskan malam sebelumnya dengan bekerja keras agar ia mampu membeli 1 koin emas. Si hamba bekerja seperti biasa, tetapi tidak dengan suasana hati yang riang, bersiul-siul seperti biasanya. Dan si hamba pun tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya ketika ia melakukan pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.

Sang Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis, lalu memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan. Diceritakan apa yang telah dilihatnya dan si asisten pribadinya tetap mendengarkan dengan penuh perhatian. Sang Raja bertanya, bukankah seharusnya si hamba itu lebih riang karena ia telah memiliki koin emas.

Jawab si asisten,"Ah. . tetapi, Yang Mulia, sekarang hamba itu secara resmi telah masuk ke dalam Kelompok 99." Lanjutnya, "Kelompok 99 itu hanyalah sebuah nama yang diberikan kepada orang-orang yang telah memiliki semuanya tetapi tidak pernah merasa puas, dan mereka terus bekerja keras mencoba mencari 1 koin emas yang terakhir agar genap 100 koin emas. Kita harusnya merasa bersyukur dengan apa yang ada, dan kita bisa hidup dengan sedikit yang kita miliki. Tetapi ketika kita diberikan yang lebih baik dan lebih banyak, kita menghendaki lebih! Tidak menjadi orang yang sama lagi, yang puas dengan apa yang ada, tetapi kita terus menghendaki lebih dan lebih dan memiliki keinginan seperti itu kita membayar harga yang tidak kita pun sadari. Kehilangan waktu tidur, kebahagiaan, dan menyakiti orang-orang yang berada di sekitar kita hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Orang-orang seperti itulah yang tergabung dalam Kelompok 99!"

Mendengar hal itu, sang Raja memutuskan bahwa untuk selanjutnya, ia akan mulai menghargai hal-hal yang kecil dalam hidup.

Sahabat, berusaha untuk memiliki lebih itu bagus, tetapi jangan berusaha terlalu keras sehingga kita kehilangan orang-orang yang dekat dengan kita, jangan pernah menukar kebahagiaan dengan kemewahan!

Gbu all.

Selasa, 12 Oktober 2010

KISAH SEBUAH JAM


Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.
"Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"
"Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"
"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.
"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"
"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan :
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap tidak mungkin untuk dilakukan sekalipun.

Jangan pernah berkata "TIDAK" sebelum pernah mencobanya.

"BERKAH DALEM"

Senin, 04 Oktober 2010

St. FRANSISKUS ASSISI


St. Fransiskus adalah seorang santo yang hebat yang cocok untuk kamu jadikan teladan hidupmu. Bahkan hingga kini Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum = Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Dina) yang didirikannya masih terus tumbuh dan berkembang.

Fransiskus dilahirkan di kota Assisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta ayahnya daripada belajar. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, "layanilah majikan dan bukannya pelayan."

Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, "Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh". Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu.

Pak Bernardone marah sekali! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus. Mendengar itu, Fransiskus malahan melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya kepada ayahnya.

Kelak, setelah menjadi seorang biarawan, Fransiskus baru menyadari bahwa yang dimaksudkan Tuhan dengan membangun Gereja-Nya ialah membangun semangat ke-Kristenan.

Pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke empatpuluh lima tahun Fransiskus meninggal dengan stigmata (Luka-luka Kristus) di tubuhnya.

Tidak ada seorang pun dari pengikutnya yang menyerah dan mengundurkan diri setelah kematian Fransiskus, tetapi mereka semua melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati.

Santo Fransiskus adalah santo pelindung binatang dan anak-anak.
Pestanya dirayakan setiap tanggal 4 Oktober.

DOA ST. FRANSISKUS DARI ASSISI

TUHAN, jadikanlah aku pembawa DAMAI.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.

http://yesaya.indocell.net/id39.htm

Jumat, 01 Oktober 2010

SALAM MARIA SEORANG PROTESTAN


Seorang anak Protestan kecil berusia enam tahun telah sering mendengar teman-teman Katoliknya mendaraskan doa “Salam Maria”. Dia sangat menyukai doa tersebut, sehingga dia menyalinnya, menghafalkannya dan kerap kali mendaraskannya sendiri setiap hari.

‘Mama, coba lihat, ini sebuah doa yang sangat indah,” dia berkata kepada ibunya pada suatu hari.

“Jangan sekali-kali mengucapkan doa itu lagi,”jawab ibunya. “Itu sebuah doa yang takhyul dari orang-orang Katolik yang menyembah berhala dan mengira Maria itu seorang Dewi. Lagi pula, dia kan hanya seorang wanita biasa saja seperti kita. Ambillah Alkitabmu dan bacalah. Alkitab berisi segala sesuatu yang harus kita lakukan.”

Mulai dari hari itu anak kecil itu tidak lagi membaca doa harian “Salam Maria”-nya dan sebaliknya memberikan waktunya untuk membaca Alkitab.

Pada suatu hari, ketika sedang membaca Injil, dia bertemu bacaan tentang Pemberitahuan Malaikat kepada Bunda kita. Penuh sukacita, anak laki-laki kecil itu berlari kepada ibunya dan berkata: “Ibu, saya temukan ‘Salam Maria’ di dalam Alkitab yang bunyinya: “Salam penuh rahmat, Tuhan beserta engkau, terpujilah engkau di antara wanita.’ Mengapa ibu katakan ini sebuah doa yang takhyul?”

Pada kesempatan lain dia menemukan Salam St. Elisabeth yang indah kepada Perawan Maria dan MAGNIFICAT yang indah di mana Maria meramalkan bahwa “segala keturunan akan menyebutnya terberkati.”

Dia tidak pernah berkata tentang hal itu kepada ibunya lagi dan mulai mendaraskan “Salam Maria” setiap harinya seperti dulu. Dia merasakan kesenangan yang luar biasa menujukan kata-kata yang indah itu kepada Bunda Yesus, Juruselamat kita. Ketika dia berumur empat belas tahun, dia pada suatu hari mendengarkan sebuah diskusi tentang Bunda kita di antara para anggota keluarganya.

Setiap orang mengatakan bahwa Maria adalah seorang wanita biasa seperti wanita-wanita lain. Anak laki-laki itu, setelah mendengarkan penelaahan mereka yang salah tidak dapat lagi menahan dirinya, dan dengan penuh kemarahan, dia memotong pembicaraan mereka dan berkata: “Maria tidak seperti anak Adam yang manapun, yang dinodai dengan dosa. Tidak! Malaikat menggelari dia PENUH RAHMAT DAN DIBERKATI DI ANTARA WANITA. Maria adalah ibunda Yesus dan otomatis Bunda Allah. Tidak ada kehormatan lain yang lebih tinggi dari itu. Kitab Injil mengatakan bahwa keturunan demi keturunan akan menyatakan dia diberkati (terpuji) dan kalian semua sedang mencoba merendah dia dan menghina dia. Semangat kalian bukanlah semangat Injil atau semangat Alkitab yang kalian proklamirkan sebagai fondasi agama Kristen.”

Begitu dalam kesan yang ditimbulkan dari pembicaraan anak laki-laki tersebut sehingga ibunya beberapa kali berteriak dengan sedih: “Ya Allah! Saya takut bahwa anak saya ini suatu hari kelak akan bergabung dengan agama Katolik, agamanya para Paus!”

Dan benar, tak berapa lama kemudian, setelah mempelajari secara serius Protestantisme dan Katolikisme, anak laki-laki itu kemudian menemukan agama Katolik sabagai satu-satunya agama yang benar dan menjadi salah satu rasul yang paling giat.

Tak berapa lama setelah pertobatannya, dia bertemu saudara perempuannya yang telah menikah yang menegurnya dan berkata dengan gusarnya: “Engkau tidak tahu betapa aku mencintai anak-anakku. Tetapi sekiranya siapa saja dari anak-anakku ingin menjadi seorang Katolik, aku tidak akan segan menusuk jantungnya dengan pisau daripada mengizinkan dia memeluk agama para Paus itu!”

Kemarahannya sama dengan sifat St. Paulus sebelum dia bertobat. Tapi, dia pun akan merubah jalan hidupnya, sama seperti St. Paulus juga bertobat dalam perjalanannya ke Damaskus. Kebetulan terjadilah bahwa salah satu anak laki-lakinya sakit parah dan para dokter menyerah. Saudara laki-lakinya kemudian mendekati dia dan berkata dengan penuh kasih sayang, katanya:“Saudariku, engkau tentu saja ingin sekali anakmu sembuh. Baiklah, kerjakanlah apa yang saya minta kamu kerjakan ini. Ikuti saya, marilah kita berdoa satu kali “Salam Maria” dan berjanjilah kepada Allah bahwa jika kesehatan anakmu pulih, engkau akan dengan serius mempelajari doktrin Katolik, dan sekiranya engkau berkesimpulan bahwa agama Katolik adalah satu-satunya agama yang benar, engkau akan memeluknya tak perduli apa pun pengorbanannya.”

Saudarinya agak enggan pertama-tama, tetapi karena dia begitu menginginkan kesembuhan untuk puteranya, dia menerima usulan dari saudara laki-lakinya dan mendaraskan “Salam Maria” bersama-sama dia.

Keesokan harinya anaknya sembuh. Sang ibu memenuhi janjinya dan dia pun mempelajari doktrin Katolik. Setelah masa persiapan yang panjang dia menerima Baptisan bersama-sama dengan seluruh keluarganya, sambil berterima kasih kepada saudara laki-lakinya karena telah menjadi rasul kepadanya.

Kisah ini diceritakan dalam sebuah khotbah yang diberikan oleh Romo Tuckwell. “Saudara-saudara,” dia melanjutkan dan berkata, “anak laki-laki yang menjadi Katolik dan menobatkan saudara perempuannya kepada agama Katolik itu membaktikan seluruh hidupnya kepada pelayanan Allah.

DIA ADALAH PASTUR YANG SEDANG BERKHOTBAH KEPADA KALIAN SEKARANG INI. Apa adanya saya, saya berhutang budi kepada Bunda kita. Kalian juga, saudara-saudaraku, berdedikasilah sepenuhnya kepada Bunda kita dan jangan lewatkan satu hari pun tanpa mengucapkan doa yang indah itu, “Salam Maria”, dan Rosario kalian. Mintalah dia menerangi pikiran orang-orang Protestan yang terpisah dari Gereja Kristus yang didirikan di atas Batu Karang itu (Petrus) dan ‘gerbang neraka pun tidak akan menang melawannya”.

Sumber:www.olrl.org/stories/

Berkah Dalem